Sunday, January 11, 2015

Candi Sambisari



CANDI SAMBISARI


A.  Letak Candi Sambisari
Lokasi Candi Sambisari berada di Desa Sambisari, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Letak ± 12,5 km dari pusat kota Yogyakarta dan ±2,5 dari jalan raya Yogyakarta–Solo, dari desa Sorogenen membelok ke utara masuk jalan desa yang cukup luas menuju Desa Sambisari.  Jika dari kejauhan candi sambisari hanya terlihat puncaknya yang berbentuk ratna atau kuncup bunga.  

B.   Sejarah Candi Sambisari 

      1.   Sejarah Penemuan Candi Sambisari

Penemuan Candi Sambisari terjadi secara tidak disengaja sekitar bulan Juli 1966, bermula dari seorang petani yang mengerjakan sawah milik Bapak Karyoinangun, dan ternyata cangkulnya membentur batu keras. Setelah diteliti ternyata batu keras tersebut berupa batu berukir yang merupakan salah satu bagian runtuhan candi[1]. Berita penemuan tersebut sampai di Kantor Cabang I Lembaga Purbakala dan peninggalan Nasional di Prambanan[2]. Selanjutnya diadakan peninjauan dan penelitian di tempat penemuan. Setelah didapat kepastian bahwa yang temukan merupakan sebuah candi terpendam segera diadakan tindakan penyelamatan dengan mengadakan penggalian secepatnya. Selanjutnya diadakan pemugaran awal dengan mengelompokkan batu-batu sejenis dan selanjutnya melakukan percobaan penyusunan. Hasil dari pemugaran didapatkan bentuk candi Sambisari yang sekarang ini.
Keunikan dari candi Sambisari yaitu candi ini terpendam didalam tanah sedalam 6,5 meter. Hal ini dimungkin karena adanya letusan gunung merapi sehingga muntahan gunung tersebut menutup bangunan candi
.

      2.   Sejarah Pendirian Candi Sambisari

Pendirian candi Sambisari belum dapat dipastikan karena tidak ada bukti kongkrit yang mendukung penentuannya. Untuk menentukan ditinjau dari beberapa segi, yaitu :
1.   Segi arsitektur, oleh Prof. Dr. Soekmono digolongkan abad 8 M.
2.   Berdasar batu isian yang digunakan adalah batu padas, diperkirakan pembuatannya sezaman dengan Candi Prambanan, Plaosan, dan Sojiwan ± abad 9 sampai dengan abad 10 M.
3.   Berdasar penemuan sekeping daun emas bertulis, menurut penafsiran paleografis, Bucchori berpendapat tulisan tersebut berasal dari permulaan abad 9 M.
Candi Sambisari merupakan bangunan suci agama Hindu untuk memperkirakan siapa raja yang mendirikan harus dicari dari dinasti Sanjaya yang menganut agama Shiwa. Dan dari daftar prasasti Wanua Tengah III yang paling mendekati tahun pendirian candi Sambisari yaitu Rakai Garun, 828 – 846 M. Satu hal yang perlu diketahu tidak semua candi dibangun oleh raja yang memerintah.

C.  Deskripsi Candi Sambisari



Candi Sambisari terdiri satu buah candi induk menghadap ke barat dengan 3 buah candi perwara yang berhadap langsung dengan candi induk. Candi berbentuk bujur sangkar ukuran 43,65 m x 13,65 m dan tinggi seluruhnya 7,5 m. Candi Sambisari tidak memiliki kaki sebenarnya, sehingga alasnya (soubasement) juga berfungsi sebagai kaki candi. Karena hal itu, relung-relungnya hampir rata dengan selasar. Tangga naik selasar diapit sayap tangga yang ujungnya dihiasi dengan makara yang disangga orang cebol dengan  kedua tangannya.

Ambang atas gapura tidak ditemukan hiasan kepala kala.
Di lantai selasar terdapat tonjolan atau semacam umpak berjumlah 12 buah, berbentuk persegi panjang 4 buah dan 8 buah berbentuk bulat. Tubuh candi 5 m x 5 m dan tingginya 2,5 m. Tangga naik ke selasar di sisi barat, lebarnya 2,5 m mengelilingi tubuh candi dan sisi-sisinya ditutup pagar langkan. Sisi luar dinding tubuh candi terdapat relung-relung yang diatasnya terdapat relung-relung yang dihiasi kepala kala berjumlah 3 buah penyebutannya searah jarum jam atau pradasikna yaitu :

1.        Candi Bagian Utara

Di relung ini terdapat patung Durga Mahisasuramardini bertangan 8, tangan kanan memegang trisula, cakra, panah dan menarik ekor nandi sedang tangan kiri atas tidak memegang apa-apa lalu yang kiri kedua memegang parasu. Di atas patung terdapat Makara. Durga adalah Dewi Kematian, karena itu ditempatkan menghadap utara yang merupakan mata angin kematian. Digambarkan Durga berdiri di atas lembu, menggambarkan Sura yang dikalahkan. Lembu tersebut jelmaan raksasa yang menyamar dan sesudah dikalahkan mahkluk jahat itu ditarik dari badan lembu lalu menunjukkan sifat yang sesungguhnya.  



2.        Candi Bagian Timur
Relungnya terdapat arca Ganesha di bawah naungan Makara. Posisi duduk diatas Padmasana. Patung Ganesha berkepala gajah duduk dengan perutnya yang gendut melambangkan dewa bahagia dan ilmu pengetahuan. Tangannya berjumlah empat, kanan belakang memegang tasbeh, kiri belakang memegang kampak, dan kiri depan memegang mangkuk yang dihisapnya dan salah satu gadingnya putus dipegang tangan kanan depan. Di mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit (Ardhacandrakapala) sebagai tanda Ganesha adalah anak dari Shiwa.

3.        Candi bagian selatan
Terdapat arca Agastya atau Shiwa Mahaguru. Berdiri di atas padmasana. Bertangan dua, tangan kanan memegang aksamala (tasbeh) sedang tangan kiri memegang kamandalu (Kendi air kehidupan). Di atas bahu kiri terdapat camara (pengusir lalat). Dan terdapat senjata trisula sebagai tanda Shiwa. Berjanggut panjang dan dengan  perut buncit merupakan gambaran seorang guru. Selain itu di muka bilik terdapat relung yang ditempati dewa-dewa penjaga pintu yaitu  Mahakala dan Nandisswara, akan tetapi kedua arca tersebut telah hilang. 

4.        Bilik Candi Sambisari 
Di dalam bilik candi ditempati perwujudan Shiwa yaitu lingga dan yoni yang merupakan persatuan Siwa dengan Cakti-nya. Selain itu juga sebagai lambang kesuburan. Kesimpulnya candi Sambisari bersifat Ciwaistis. Diantara batu landasan dengan lingga terdapat cerat Yoni mengarah ke utara, di bawahnya ada hiasan seekor naga yang bertugas menjaga lingga dan yoni. Lingga tersebut berukuran 1,75 m x 1,75 m x 3,75 m. Sedangkan yoni berukuran 1,34 m x 1,34 m x 1,34 m.



5.        Candi Perwara
Di depan candi terdiri 3 buah candi perwara dengan ukuran, perwara tengah 5,90 m x 4,80 m. perwara utara dan selatan 4,80 m x 4,820 m. Ketiganya tidak memiliki tubuh dan atap candi, yang ada hanya kaki diatasnya terdapat pagar langkan. Perwara tengah dan utara, dibagian tengah terdapat lapik (padestal) berbentuk bujur sangkar diatasnya terdapat padmasana. Perwara selatan tidak ditemukan
Komplek candi Sambisari dikelilingi pagar tembok dari batu putih 50 m x 48 m. Masing-masing pagar terdapat pintu masuk, tetapi sekarang pintu masuk bagian utara dan timur ditutup. Di halaman terdapat 8 lingga semu yang terletak di delapan arah mata angin, 4 di depan pintu dan 4 di setiap sudut. Di luar pagar terdapat teras selebar 8 m dengan tangga naik keempat sisinya.

D.  Pemanfaatan Candi Sambisari Sakarang

Keberadaan candi Sambisari sekarang menjadi obyek kunjungan wisata baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Sekarang ditambah bangunan baru berupa teras yang dibawahnya terdapat gorong-gorong yang berfungsi sebagai saluran air. Hal ini dimaklumi karena letak candi yang berada di kedalaman tanah sehingga muncul sumber mata air di bagian timur candi, jika tidak dialihkan akan menggenangi komplek candi. Didalam gorong-gorong sekarang digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar.
Juga terdapat pagar kedua yang sekarang baru ditampakkan sebagian sisi timur. Candi Sambisari masih digunakan sebagai tempat pemujaan oleh penganut Hindhu oleh masyarakat sekitar candi. Selain itu dibangun gedung informasi yang memuat foto-foto keadaan candi pertama kali ditemukan dan selama perbaikan serta terdapat miniatur candi Sambisari.









1 comment:

  1. tempatnya nyaman dan bagus,recommended untuk rekreasi bagi keluarga, maupun bersama pasangan anda Rental Mobil Jogja

    ReplyDelete