Wednesday, January 21, 2015

Candi Kalasan



CANDI KALASAN



Candi Kalasan atau disebut juga Candi Kalibening terletak berada disebelah kanan jalan raya Yogya-Solo km. 13 masuk beberapa meter ke arah selatan. Tepatnya di Dusun Kalibening, kelurahan Tirto Martani, Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Batu penyusunnya dari jenis batu kali (andesit). 
Candi Kalasan merupakan peninggalan agama budha tertua di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah yaitu peninggalan Raja Panangkaran  pada masa kerajaan Mataram Hindu. Candi Kalasan bergaya Syailendra, candi ini dibangun sekitar tahun 778 M atau tahun 7 Saka oleh  Rakai Panangkaran dan berkaitan dengan prasasti kalasan. Prasasti Kalasa berhuruf Pra-nagari dalam bahasa Sansekerta yang isinya  Bahwa para Guru sang raja “Mustika keluarga Syailendra”, (Sailindrawamasatilaka) telah berhasil membujuk maharaja Teja purnapama Panangkarana (di tempat lain dalam prasasti ini disebut Kariyana Panangkaran) untuk mendirikan bangunan suci Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta dalam kerajaan keluarga Syailendra. Kemudian menghadiahkan desa Kalasan kepada Sanggha.
Rakai Panangkaran sering disebut Teja Purnapana Panangkarana. Ia adalah pengganti Sanjaya dan warga desa Kalasan yang merawat candi di anugrahi bebas pajak atau tanah perdikan. Letak wihara atau biara para pendeta diperkirakan berada di selatan candi. Sedangkan letak sesungguhnya belum jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Rakai Panangkaran dari dinasti Sanjaya yang menganut Hindu mendirikan bangunan untuk agama budha. Ini menandakan kerja sama dan toleransi keagaman serta kerukunan umat beragama terjalin kuat sejak dahulu zaman sejarah.
Candi Kalasan berbentuk persegi empat dengan sudut-sudutnya yang menonjol keluar, dengan panjang sisi 14,2 m dan tinggi 34 m. Setiap tiga sisinya terdapat pintu masuk kekamar berukuran 3,5 m2. Sisi keempat letaknya menghadap ketimur, terdapat pintu masuk  kekamar  paling besar dan letaknya ditengah-tengah bangunan Trap untuk masuk ke relung utama hilang.
Di depan pintu masuk sebelah timur, terdapat dua patung raksasa (Dwarapala) duduk memegang alat pemukul dan ular. Di kamar tengah ini dahulu dengan altar besar bertahta Ratna Sambawa. Pondamen candi amsurnya hilang. Di bawah ada empat tangga batu menuju gang dan dengan melalui pintu gerbang masing-masing tangga dari gang menuju ke 4 kamar yang tersebut diatas.
Di dinding sebelah selatan, kanan kiri jalan masuk dihias indah, terdapat dua kamar-kamaran yang memuat gambar Bodhisatwa. Dalam kamar-kamaran itu tidak terdapat sesuatu, mungkin dahulu berdiri patung bodhisatwa karena sekarang tinggal landasannya.
Candi Kalasan ini telah kehilangan keempat biliknya yang runtuh dan tinggal bentuk makara. Puncak candi berupa stupa telah hilang disambar petir. Kini puncak candi ditutup kaca untuk mencegah hujan masuk. Relung utama kini dihuni kelelawar. Keistimewaan dari candi Kalasan yaitu adanya lapisan Wajralepa yang mengkilat. Candi Kalasan yang dibangun semasa Rakai Panangkaran diperuntukkan bagi Sri Kahulunan atau Pramudawardhani.
Dahulu candi Kalasan dipergunakan sebagai tempat peribadatan penganut Budha terutama pada perayaan waisyak yang diawali dari candi Sari yang terletak di utara candi kalasan.
Sekarang Candi Kalasan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan umum diantaranya :
1.   Tempat penelitian bagi pelajar atau mahasiswa dan ahli sejarah yang menekuni bidang sejarah dan benda-benda purbakala
2.   Tempat rekreasi atau obyek wisata bagi wisatawan domestik maupun asing yang datang berkunjung.
Patung Dwarapala yang berada di bagian depan dekat pintu masuk sekarang tidak ada, di simpan di Musium Sono budoyo. Kini patung tersebut menghiasi halaman Istana Kepresidenan di Yogyakarta yaitu berada di Gedung Agung.  

No comments:

Post a Comment