Thursday, January 22, 2015

Museum Sri Sultan HB IX



MUSEUM SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX

KRATON YOGYAKARTA



Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX berada dalam kompleks Kraton Kasultanan Yogyakarta terletak di jantung kota Yogyakarta tepatnya di sebelah selatan alun-alun utara Yogyakarta. Pada mulanya kraton ini digunakan sebagai tempat

tinggal raja Kasultanan Yogyakarta dan sebagai pusat pemerintahan. Pada saat ini, sultan tidak lagi tinggal di dalam komplek kraton tetapi tinggal di komplek taman sari. Status kepemimpinan Sultan tidak mutlak seperti tempo dahulu. Sekarang sistem pemerintahan diatur oleh pemerintah pusat. Sultan menjabat sebagai Kepala Daerah Tingkat I.


Sri Sultan Hamengkubuwono IX  adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM. Dorojatun pada 12 April 1912, Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Umur 4 tahun GRM, Dorojatun tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau kuliah di Universiteit Leiden, Belanda. Ia dipanggil Hengkie atau raja muda ("Sultan Henkie").
Sultan Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar "Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo". Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat "Istimewa".
Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978 di era Suharto, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan.
Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.


A.     Bagian-bagian Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Pendirian Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX bertujuan untuk mengenang semangat juang dan jasa-jasa beliau dalam memimpin kasultanan Yogyakarta maupun peran beliau dalam kancah sejarah berdirinya Republik Indonesia. Dibangunlah sebuah ruangan disalah satu sudut kraton Yogyakarta yang menyimpan benda-benda peninggalan beliau. 
Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyimpan benda-benda yang pernah dipergunakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Selain itu penghargaan-pernghargaan untuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX baik berasal dari Presiden Republik Indonesia maupun penghargaan yang datangnya dari luar negeri. Benda-benda peninggalan beliau diantaranya : yaitu Meja kursi tempat kerja beliau, meja kursi tamu, lencana dan mendali. Selain itu terdapat lukisan dan foto-foto masa kecil, remaja, dan dewasa Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Disalah satu sudut ruangan terdapat tulisan ”Tahta Untuk Rakyat”, ini menunjukkan bahwa beliau seorang raja yang merakyat, sederhana, teguh pendirian, dan penuh tanggungjawab. Tanggungjawab kepada diri sendiri, rakyat, dan Tuhan. Didalam ruang terpisah, ditampilkan pakaian, sepatu, tas dan peralatan lain milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX..
Selain benda-benda yang disebutkan diatas juga dipamerkan benda-benda kebesaran keraton Yogyakarta, yaitu  berupa Lambang kerajaan yang selalu dikeluarkan pada upacara-upacara resmi dan selalu menyertai Sultan yang biasa disebut Ampilan Dalem. Benda-benda ini dibuat dari emas dan ulasannya dibawa oleh 8 orang abdi dalem perempuan, masing-masing bertugas membawa benda yang berbentuk :
  1. Banyak / angsa adalah simbol kesucian dan kewaspadaan.
  2. Dhalang / khijang adalah simbol kegesitan dan kebijaksanaan.
  3. Sawung atau ayam jantan adalah simbol keberanian.
  4. Merak adalah simbol kewibawaan.
  5. Naga adalah simbol penyangga atau pembawa dunia.
  6. Sapu tangan emas adalah simbol dari penghapus segala kotoran, baik jasmainah maupun rohaniah.
  7. Kutuk atau kotak merupakan simbol dari daya pemikat atau penarik.
  8. Kandhil merupakan simbol dari penerangan di hati rakyat.
  9. Saput atau tempat segala macam alat. Simbol dari kesiap-siapan. Ampilan dalem satu ini harus dibawa oleh seorang lurah keparak para gusti.

















Warna-warni pakaian abdidalem ini menggambarkan warna-warna cahaya tiap-tiap manusia yang dapat dilihat dalam semadi. 
Keberadaan Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX  yang berada di dalam komplek Kraton Yogyakarta sangat penting. Yogyakarta sebagai pusat pendidikan di Indonesia dan sebagai pusat kebudayaan Jawa yang tetap lestari sampai sekarang mendukung sebagai tempat studi banding dan tempat observasi berbagai bidang ilmu.
Fungsi bangunan ada yang berubah dari sebelumnya, ini dimaklumi kondisi peradaban zaman yang semakin maju dan modern. Selain itu Gempa 27 Mei 2006 merobohkan dua bangunan yaitu bangunan yang menyimpan Keris dan kereta. 

No comments:

Post a Comment