Monday, January 12, 2015

Candi Prambanan



CANDI PRAMBANAN

A.  Letak Candi Prambanan

Candi Prambanan terletak di dusun Karangasem, Utara Jalan raya Yogyakarta-Solo, Km. 17 sebelah timur kota Yogyakarta. Tepatnya berada di perbatasan kabupaten Sleman dengan Kabupaten Klaten. Candi ini pernah dipermasalahkan masuk propinsi DIY atau masuk propinsi Jawa Tengah, hal ini dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebenarnya candi Prambanan berada di perbatasan antara kabupaten Sleman (Propinsi Yogyakarta)  dengan karisidenan Surakarta (Propinsi Jawa Tengah). Namun dengan didirikannya gapura candi bentar di selatan candi, mengakibatkan candi Prambanan masuk propinsi Yogyakarta.

Gbr. Candi Prambanan

B.   Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan termasuk candi peralihan. Disebut demikian karena bentuk bangunan berbeda dengan bentuk candi-candi Jawa Tengah bagian Utara dan candi-candi Jawa Tengah Selatan. Perbedaan yang menonjol adalah letak bangunan candi induk. Umumnya bangunan candi induk Jawa Tengah yang lain berada di tengah bangunan candi yang lain. Pada candi Prambanan, bangunan induk berada di belakang titik pusat halaman mirip bangunan-bangunan candi di Jawa Timur.
Candi Prambanan sering disebut candi Roro Jonggrang, hal ini oleh masyarakat dihubungkan dengan cerita Bandung Bondowoso dan Ratu Boko. Dimana berkisah Roro Jonggrang yang dipinang Bandung Bondowoso dengan mengajukan syarat dibuatkan candi berjumlah 1000 dalam waktu satu malam. Bandung Bondowoso menyanggupi. Dikisahkan candi yang terbuat berjumlah 999 candi. Kegagalan ini disebabkan permainan Roro Jonggrang yang berniat menolak pinangan Bandung Bondowoso. Akhirnya Bandung Bondowoso melengkapinya dengan menjadikan Roro Jonggrang candi yang ke 1000, disebut patung Durgasuramardhini. Kesatuan Candi Prambanan mirip “pasewakan agung dimana raja dihadap kerabat raja dan dikawal prajurit.
Berdasar prasasti Syiwagra (856 M) nama asli candi Prambanan  Syiwa  Grha, sesuai nama desa tempat candi berada, sedang nama Roro Jonggrang diambil dari legenda yang berlaku di masyarakat. Pembangunan candi berlangsung bertahap, dilakukan selama pemerintahan Rakai Panangkaran selanjutnya dilanjutkan para penggantinya sampai Balitung. Ini berdasar prasasti Mantyasih/Kedu tahun 907 M yang dikeluarkan Balitung. Dalam prasasti itu selain menyebutkan sebagai pembuat Candi Prambanan juga disebutkan silsilah Raja Mataram Hindu. Sedangkan prasasti Syiwagra dan tulisan pendek dari Candi Prambanan menyebut nama Pikatan. Dari tulisan itu dimungkinkan Candi Prambanan didirikan atas perkenan Sri Maharaja Pikatan. Yang dimaksud Jatiningrat adalah Rakai Pikatan. Berdasar data terakhir, keberhasilan pernikahan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani, kemudian Rakai Pikatan menyerahkan kekuasaan pada anak bungsunya Kayuwangi yang berhasil mengalahkan Balaputradewa yang memberontak. Sebagai ucapan syukur Kayuwangi membuat bangunan suci dan ditandai dengan diresmikannya Candi Prambanan.  
Dr. Stutterheim berpendapat, Candi Prambanan dibuat Daksa untuk Balitung. Prof. Peorbatjaraka menduga makam Kayuwangi. De Casparis berpendapat tahun 856 saat pemerintahan Rakai Pikatan Candi Prambanan sudah ada.
Candi Prambanan ditemukan C.A. Lons tahun 1773 M, keadaannya tertimbun tanah dan ditumbuhi semak belukar. Namun kondisi candi 80 % masih utuh. Dr. Groneman ketika menjabat pimpinan proyek pembersihan dan pembongkaran batu-batu candi mengadakan pembongkaran besar-besaran yang oleh kalangan umum mendapat pujian tetapi dicaci maki oleh para ahli purbakala.
Selanjutnya pemugaran dilanjutkan oleh Van Erp. Dari Van Erp dilanjutkan P.J Perquin. Dilanjutkan lagi Ir. V.R. Van Romondt saat proses pemugaran sudah menampakkan hasil gemilang. Banyak candi yang selesai dipugar tetapi kegiatan pemugaran berhenti karena kedatangan tentara Jepang. Kegiatan pemugaran dilanjutkan Suhamir tapi tidak berhasil. Dilanjutkan Soewarno dibantu Samingoen dan jawatan purbakala mulai aktif kembali. Dan akhirnya Maret 1987 diresmikan oleh Prof. Dr. Haryati  Soebadio. Setelah itu dilakukan pelengkapan candi–candi lain yang belum tersusun secara sempurna. Di kompleks percandian ini terdapat keistimewaan yaitu adanya relief alam kadewatan. Salah satu motif hiasan yang merupakan ciri khas dari Candi Prambanan.

C.  Deskripsi Candi Prambanan

Terdapat 3 latar yaitu latar bawah, tengah dan atas. Di dalam latar bawah terdapat latar lagi yang disebut latar tengah berbentuk persegi empat luasnya 222 m2 dengan tembok keliling berjalan tidak sejajar dengan tembok dari latar bawah. Ditengah latar tengah terdapat latar disebut latas atas, berbentuk persegi empat dan tembok keliling sejajar dengan tembok dari latar tengah luasnya 110 m2.
Latar bawah, tengah dan atas masing-masing mempunyai pintu gerbang dimana latar atas dan tengah pintu gerbang ditengah tembok masing-masing. Sedang latar bawah terletak di tengah-tengah tembok keliling tetapi dihadapkan sejurusan sehingga 3 pintu gerbang dari latar itu letaknya segaris. Latar bawah tingginya sama dengan tanah sekitarnya, sedangkan latar tengah sifatnya mendaki dari dataran meningkat ke dari bawah sampai 4 deret candi yang mengelilingi di atasnya. Latar atas sifatnya rata dan mendatar.
Gbr. Denah Candi Prambanan

Latar bawah sampai sekarang belum dapat diketahui apa sebenarnya yang terdapat diatasnya pada waktu dahulu. Kemungkinan hanya ditanami pohon-pohon indah dan rimbun sebagai hiasan.
Latar tengah terdapat 68 buah candi kecil, berderet teratur sejalan dengan tembok keliling. Di dataran kedua dari bawah terdapat 60 buah candi kecil. Dataran ketiga terhitung dari bawah terdapat 52 candi dan diatas dataran keempat terdapat 44 buah candi. Deretan candi tersebut melingkar sejajar dengan 2 deretan dibawahnya. Semua candi di latar bawah bentuknya sama dengan luas 6 m2 dan tinggi 14 m.
Di latar atas yang merupakan latar penting terdapat 2 deret candi besar yang berhadapan. Masing-masing deret terdiri 3 buah candi yang berderet dari utara-selatan. Deret sebelah timur, 3 buan candi yang menghadap ke barat, diujung utara bentuk dan besarnya sama dengan yang di ujung selatan dengan luas dasar 15 m2 dan tinggi 25 m.
Deretan barat. Terdapat 3 candi menghadap ke timur dan semuanya besar daripada candi yang dihadapinya. Dari 3 candi terletak di ujung selatan dan utara bentuk dan besar sama yaitu luas dasar 15 m2 dan tinggi 23 m. sedangkan yang ditengah paling besar dan tertinggi degan luas dasar 34 m2 dan tinggi 47 m.
Diantara 2 deretan dan 2 candi diatas di ujung utara dan selatan dari jalan yang memisahkan 2 deretan candi tersebu terdapat candi kecil dengan luas 6 m2 dan tinggi 16 m.  Disamping  terdapat 8 buah candi, masih ada 8 candi kecil lainnya. 4 terletak di depan tiap pintu gerbang latar atas dengan luas dasar 1,55 m2 dan tinggi 4,10 m.
 Perlu diperhatikan, sesudah melihat susunan dari keseluruhan candi maka kesimpulannya orang-orang menganggap candi induk kurang penting dibanding mercu kecil di sudut selatan dari tangga timur dan kelihatannya sebagai salah satu dari 8 mercu yang lain.
Candi Prambanan terdari 6 buah candi besar dan 2 candi Apit, harus mengalah dan terdesak sedikit ke utara. Penemuan ini didapat selama peneliti dan hal ini juga dapat dilihat pada candi-candi lain.

a.   Candi Syiwa
Candi paling besar (34 m x 34 m) menghadap ketimur. Di kaki candi terdapat motif Prambanan, berupa singa jongkok diapit pohon kalpataru didekatnya kinara-kinari. Di relung utama terdapat patung Syiwa Mahadewa dengan pakaian kebesaran berdiri diatas padmasana, membawa aksamala, camara, tangan kiri dimuka mutiara lambang penebusan dosa, ardhacandrakapala dimahkotanya, mata ketiga, dan trisula di sampingnya. Letak patung Shiwa berada di tengah relung, dimungkinkan dibawahnya terdapat sumuran untuk meletakkan pripih yang berisi abu jenazah. Dipastikan raja yang membangun candi ini penganut Hindu-Shiwa.








 
Gbr. Shiwa Mahadewa                                                        Gbr. Motif Prambanan




Relung bagian selatan terdapat patung agastya atau shiwa sebagai mahaguru berdiri diatas padmasana yang menempel di tembok. Ciri Agatsya pendek dan gemuk, memegang camara, kendi pratala, dan trisula.






Relung barat ditempati patung Ganesha, yang merupakan anak shiwa dengan uma. Posisinya selalu membelakangi ayahnya, Shiwa. Ganesha duduk diatas padmasana dengan ciri berbadan manusia berkepala gajah, belalainya selalu menghisap air dari mangkuk yang merupakan perlambang ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis, tasbih, kapak dan ardhacandrakapala di mahkotanya.






Relung utara ditempati Durgamahisasuramardhini sering disebut Roro Jonggrang. Patung wanita berdiri diatas Mahisa/kerbau, tangannya mencambak rambut sura atau raksasa, tujuh tangan lainnya memegang busur, tameng, sanka, cakra, katga, anak panah dan memegang ekor mahisa. Durga adalah Uma yang dikutuk menjadi raksesi menguasai jin setan dan lain-lain. Pada pagar langkan terdapat relief Ramayana sebanyak 41 relief. Untuk alurnya harus mengikutinya dengan berjalan pradaksina. Isi cerita sebagai berikut :

1. Sebelah timur, Wishnu duduk diatas ular  Ananta yang baru timbul dari laut dimana banyak terdapat ikan, dibelakang Wishnu terlihat Garuda sedang memberikan bunga teratai biru kepada Wishnu. Di depan Wishnu terlihat para raja yang meminta agar Wishnu suka turun ke dunia untuk memberantas perbuatan Rahwana yang sedang membikin kekacauan.
2.Di taman kraton, Raja Dasarata dari Ayodya. Raja sedang duduk dan berbicara dengan permaisuri membicarakan tentang tamu yang akan datang, menurut para abdinya. Dibelakang raja nampak seorang putri dan di depan raja nampak 4 orang putra diantaranya Rama titisan Wishnu. Gajah dan kuda merupakan lambang kebesaran raja.
3.Terlihat keadaan kraton dan petapa Wiswamitra sebagai tamu di tempak duduk yang agak tinggi, yang meminta ijin agar putranya agar ikut petapa untuk membunuh raksasa yang sering mengganggu yang melakukan puja bakti. Didepan petapa duduk raja dengan berlatar belakang para istrinya. Disebelah kanan terlihat Rama bersama saudaranya Laksmana.
4.Wismamitra, Rama dan Laksmana dalam perjalanan ke tempat petapa Wismamitra melalui hutan yang tidak aman, karena perbuatan raseksi Tataka Rama berjumpa Tataka. Rama membunuhnya.
5.Terlihat tempat petapa Wismamitra yang dirusak raksasa. Rama dan Laksmana datang dan berhasil membunuh para raksasa. Marici pemimpin raksasa terlempar ke laut. Sesudah aman Wismamitra mengadakan korban dan saji sajian.
6.Terlihat keraton raja Janaka sahabat Wismamitra, hadir Wismamitra , Rama, dan Laksamana dan Raja Janaka. Atas anjuran Wismamitra rama berhasil menarik anak panah gaib milik Janaka dan didekatnya terlihat Sita, putri Janaka dan inang pengasuhnya kemudian menjadi istri Rama yang menang perlombaan.
7.Rama sesudah menikah, kembali ke Ayodya bersama Sita dan Laksama. Di dalam perjalanan bertemu dengan Parasurama (berjanggut) yang mendengar Rama berhasil menarik panah gaib Janaka, menantang Rama untuk menarik panahnya. Jika berhasil boleh membunuhnya, tetapi jika Parasurama akan membunuhnya.
8.Rama terlihat berhasil menarik panah Parasurama dan memenangkan perlombaan. Tetapi rama tidak suka membunuhnya dan memintakan Parasurama untuk memberikan apa yang ingin dilepaskannya sebagai miliknya. Parasurama memilih melepaskan surganya yang sudah dimiliki dan Rama memanahnya hingga lenyap.
9.Terlihat karon Ayodya. Dasarata sudah menentukan untuk mengangkat Rama sebagai penggantinya. Di luar kraton sudah diadakan saji-sajian dan kota sudah dihias. Istri Dasarata kedua, Kaikeyi yang sudah tahu bahwa Rama akan diangkat menggantikan Dasarata, datang kepadanya dan mengingatkan raja dulu sudah berjanji meluluskan dua permintaan Keikeyi agar Rama dibuang dan mengangkat Bharata (anak Kaikeyi) sebagai gantinya.
10.Terlihat penobatan Bharata, saudara Rama anak Dasarata dari Kaikeyi. Diluar kota diadakan keramaian, terlihat kumpulan penari dan pemukul bunyi-bunyian.
11.Sesudah Rama dibuang  raja Dasarata dan permsaisuri (kausalya) sedang bersusah hati, karena keputusan Dasarata.
12.Terlihat Rama, Laksmana, dan Sinta meninggalkan istana dan pergi ke hutan.
13.Dacarata, karena menanggung sedih meninggal dunia. Jenazahnya terlihat sedang diistirahatkan dalam peti sebelum dibakar. Oleh Kausaliya dan Barata dibagi-bagikan zakat kepada para brahmana.
14.Barata mengunjungi Rama di hutan dan minta kepada Rama agar mau kembali ke Ayodya untuk memegang kerajaan.
Rama menolaknya, tetapi Barata memaksanya. Timbul kata sepakat antara Rama dan Barata, bahwa Barata tetap menjadi raja di Ayodya untuk mewakili Rama, karena Rama akan melanjutkan darmanya. Sebagai wakil dari Rama, kepada Barata diberikan sandal Rama sebagai bukti bahwa Barata menjalankan pemerntahan di Ayodya atas nama Rama.
15.Perjalanan Rama, Sinta, dan Laksmana di dalam hutan. Sinta diculik oleh raksasa Wirada, tetapi kedua ksatria itu dapat merebutnya dan raksasa-raksasa tersebut berhasil dibunuhnya.
16.Cerita Rama dan Sinta dan burung gagak. Sinta meletakkan daging kijang di luar (tergantung di atas pohon, terlihat dua ekor kera). Seekor burung gagak akan mencuri daging itu, namun ketika diusir oleh Sinta burung gagak menyerangnya, sehingga Sinta lari kepada Rama yang kemudian melepaskan panahnya ke arah si burung. Si burung melarikan diri dan terus dikejar oleh panah, sehingga burung tersebut kembali pada Rama untuk minta pertolongan. Tapi panah harus mengenai sasarannya dan Rama meminta kepada burung agar memilih, mana yang harus di kenai. Akhirnya burung minta salah satu matanya dan panah terlihat menembus kepala si burung kemudian lenyap.
17.Seorang putri raksasa, adik Rahwana yang bernama Cupanakka menyamar sebagai putri cantik, menyatakan cintanya pada Rama dengan memberi hadiah-hadiah agar dikawini.
18.Rama menolak permintaan Cupanakka untuk mengawini dan menunjukkan Laksmana, tetapi Laksmana juga menolaknya.
19. Sinta dijaga oleh Laksmana, sedangkan Rama mengejar kidang kencana yang memperlihatkan diri. Memang seperti yang dimaksud oleh si kijang, agar Rama meninggalkan Sinta.
20.Panah Rama mengenai kijang. Raksasa Marici yang menyamar kijang kencana atas permintaan Rahwana sesudah terkena panah Rama keluar dari badan Kijang kencana. Marici dengan meniru suara Rama mengaduh kesakitan, suara tersebut terdengar Sinta, kemudian memerintahkan kepada Laksmana agar menolong Rama.
21.   Rahwana menyamar sebagai pertapa, mendekati Sinta dan menangkapnya.
22.Rahwana yang sudah berganti rupa lagi sebagai raksasa, terbang membawa lari Sinta. Burung jatayu yang melihatnya terus menyerang dan berkelahi melawan Rahwana, tetapi kalah. Sinta sempat memberikan cincinnya kepada Jatayu.
23.Jatayu yang sudah kalah perang datang kepada Rama dan sebelum menghembuskan nafas penghabisan, menyerahkan cincin Sinta kepada Rama. (dalam gambar Jatayu kelihatan segar bugar).
24.Seorang dewa, yang terkutuk dan berganti rupa menjadi raksasa tidak berkepala (dalam gambar berkepala), tetapi mukanya terdapat pada perutnya bernama kabandha, menjumpai Ramadan Laksmana dalam perjalanannya. Raksasa itu menantang perang. Rama dalam berperang melepaskan anak panahnya untuk membinasakan Kabandha. Kabandha berganti rupa, kembali menjadi dewa dan terbang ke surga.
25.Dalam perjalanan lebih lanjut, Rama dan Laksmana menjumpai seekor buaya penjelmaan Dewi dari surga yang terkutuk. Sesudah terkena anak panah Rama, buaya tersebut kembali lagi menjelma dewi kahyangan dan kemudian terbang ke surga.
26.Rama dan Laksmana berjumpa dengan Hanoman yang menganjurkan agar pergi kes Sugriwa, raja kera.
27.Rama sudah lelah dan haus. Laksmana mengambil air dengan tempat anak  panah (Jawa, Endhong). Tetapi airnya berasa asin. Karena air itu sebetulnya air mata Sugriwa yang sedang menangis di atas pohon karena kehilangan kedudukannya sebagai raja dan permaisurinya direbut oleh saudaranya, Walin.
28.Sugriwa berjanji akan melawan Rahwana dan mencarikan Sinta, apabila Rama bersedia membantunya merebut kembali kerajaan dan permaisurinya yang direbut saudaranya, yakni Walin. Sugriwa minta agar Rama menunjukkan kekuatan dan kecakapannya memanah, lalu Rama melepaskan anak panahnya yang dapat menembus batang pohon kelapa yang berderet.
29. Rama akan membunuh Walin dengan melepaskan anak panahnya, kalau Sugriwa dan Walin sedang berperang. Tetapi karena Sugriwa dan Walin anak kembar dan berwajah sama, Rama tak dapat mengenali mana Sugriwa dan mana Walin. Oleh karenanya Rama tak berani melepaskan anak panahnya. Pertempuran antara Sugriwa dan Walin sangat seru. Ternyata Sugriwa kalah dalam perang tanding tersebut.
30. Sesudah Sugriwa mengenakan tanda daun-daun agar dapat dikenali oleh Rama, maka perang antara Sugriwa dan Walin dimulai lagi. Dengan adanya tanda pengenal tadi, Rama dapat membunuh Walin dengan anak panahnya.
31.Sugriwa kembali menjadi raja dan mendapatkan kembali permaisurinya yaitu dewi Tara. Untuk merayakan kemenangn tersebut, diadakan pesta meriah bersama para kera anak buah Sugriwa.               
32.Rama, Laksmana dan Sugriwa bersama-sama pergi ke tempat perundingan di pantai untuk mengatur rencana selanjutnya.
33.Rama, Laksmana dan Sugriwa sedang berunding.
34.Sugriwa dengan diikuti oleh para panglima kera yang ada dibelakangnya, mengusulkan pada Rama dan Laksmana agar mengirimkan pemimpin-pemimpin kera untuk mencari Sinta.
Dibelakang Rama terdapat istri-istri Sugriwa yang berparas manusia ayu, sebagai istri pengisi ruangan di gambar istana kera dan kelihatan terdapat gambar kera yang berada di atas atap.
35.Hanoman dalam mencari Sinta sudah sampai di petamanan istana Rahwana, raja Raksasa di Alengka. Hanoman bersembunyi di belakang tumbuh-tumbuhan dan diketahui oleh seorang abdi perempuan dari Sinta, kemudian diberitahukan kepada Sinta. Hanoman bertemu dengan Sinta dan menceritakan tentang maksud dan tujuannya.
36.Hanoman tertangkap oleh para raksasa dan akan di hukum bakar. Untuk membakarnya Hanoman dibungkus dan diikat dengan kain.
37.Sesudah dibungkus, ekor Hanoman disiram minyak kemudian dibakar. Hanoman dapat melepaskan diri dnegan ekornya yang terbakar ia meloncat-loncat di atas atap rumah-rumah serta membakar istana Rahwana.
38.Sesudah Hanoman kembali dari Alengka. Ia menceritakan kejadian yang telah dialaminya kepada Rama, Laksmana dan Sugriwa.
39.Rama marah kepada Dewa Laut, karena diminta agar menunjukkan dirinya dan memberikan nasehat kepadanya tetapi tidak dihiraukan. Apabila dalam waktu dekat permintaan Rama tidak dihiraukan, laut akan dipanahnya hingga menjadi kering. Dewa Laut takut kepada Rama, sehingga kemudian menampakkan dirinya dan memberikan nasehat kepada Rama membuat jembatan menuju Alengka.
40.Para kera mengangkut batu dan melemparkannya kelaut, sedang ikat-ikan membantu untuk menyusun batu-batu.
41.Sesudah  jembatan selesai, Rama, Laksmana dan Sugriwa dengan diikuti oleh tentara kera menyeberangi jembatan menuju Alengka.            

Cerita ini berlanjut pada relief di Candi Brahma.


b.   Candi Brahma
Letaknya diselatan candi Shiwa, menghadap ke timur, lebih kecil dibanding candi Shiwa.
Berukuran 20 m x 20 m x 37 m. Hanya memiliki satu relung.Patung Brahma berada di tengah dengan ciri-ciri berkepala empat, tangan membawa tasbih dan bunga teratai. Brahma diyakini sebagai Dewa pencipta alam semesta. Di bawah patung terdapat sumuran, tetapi tidak terdapat pripih. Pada sisi dinding terdapat batu yang menonjol untuk meletakkan lampu penerang. Pada relief pagar langkan merupakan cerita kelanjutan dari Ramayana dari candi Syiwa.

1.       Rama, Laksmana, Sugriwa dan Wismamitra dibantu Wibisana berunding siasat perang.
2.       Rama mengirim duta Anggada untuk mencari Sinta.
3.       Anggada dipotong telinganya oleh orang Alengka.
4.       Menuju ke medan perang.
5.       Rama, Laksamana, Sugriwa ikut maju ke medan perang.
6.      Indrajit memanah dengan ular (Nagapasa). Rama dan Laksmana terlilit ular tetapi kemudian
      datang garuda memakan ular itu.
7.       Rahwana maju ke medan perang dengan kereta.
8.       Kumbokarno bangun (dari tapa tidurnya) dan kemudian maju ke medan perang.
9.       Kumbokarno gugur.
10.   Penyujian jenazah Kumbokarno.
11.   Sita diberitahu tentang hancurnya Alengka oleh inangnya pengasuhnya (Trijata, anak Wibisana)
12.   Rahwana gugur.
13.   Keadaan aman kembali.
14.   Rama bertemu Sinta dan Wibisana dijadikan raja Alengka.
15.   Bharata menyerahkan kekuasaan Ayodya kepada Rama.
16.   Sita yang sedang mengandung dibuang ke hutan.
17.   Laksmana dan Sita naik kereta ke hutan.
18.   Laksmana mengatakan tentang mengapa Sita di buang.
19.   Sita hidup di hutan.
20.   Sita ikut seorang Petapa.
21.   Sita melahirkan Kusa dan Lawa.
22.   Upacara kelahiran di pertapaan.
23.   Sita dan anaknya mencari buah-buahan.
24.   Kusa dan Lawa latihan perang.
25.   Sita meninggal. Oleh Walmiki Kusa dan Lawa disuruh Kebar ke Ayodya.
26.   Perayaan Aswameda di Ayodya.
27.   Kusa dan Lawa dipanggil Rama.
28.   Walmiki di panggil Rama.
29.   Kuasa menjadi raja dan Lawa menjadi perdana menteri.
30.   Pesta penobatan raja.    

c.    Candi Wishnu

Terletak di utara Syiwa, bentuk, ukuran, relief dinding dan perhiasan dindin luar sama dengan candi Brahma. Candi ini hanya memiliki satu jalan masuk menuju kamar. Dalam kamar terdapat patung Dewa Wishnu yang digambarkan sebagai dewa dengan empat tangan yang memegang alat pemukul, sangka bersayap dan cakra.  Di bawah patung terdapat sumuran yang berisi tanah. Dinding kamar tidak dihias hanya terdapat batu menonjol tempat meletakkan lampu penerang.
Pada pagar langkan candi Wishnu dapat diikuti relief Kresnayana yaitu cerita kepahlawanan Kresna dan kakaknya Baladewa atau Balarama. Untuk dapat mengamati langsung dengan berjalan secara pradaksina.


1.Putri raksasa bernama Putana sedang mencari anak-anak  kecil dan sedang meneteki Kresna dan Balarama sedangkan air teteknya mengandung racun yang mematikan. Kresna tahu, lalu Kresna memegang  teteknya dengan sekuat tenaga dan menghisap air susunya hingga habis dan matilah Putana.
2.Kresna diikat pada lesung. Ibu angkatnya Yacoba sedang sibuk mengaduk susu untuk dijadikan mentega. Kresna saat itu seharusnya sudah diberi minum, tetapi karena air susunya yang sedang dimasak oleh ibunya, masih panas, Kresna diletakkan di lantai. Kresna marah, mengambil mentega dan menggosok badannya sendiri dan kera-kera, sudah jinak berada didekatnya, dengan mentega. Sebagai hukumannya diikat pada lesung. Tetapi tali untuk mengikatnya selalu kurang panjang dan biarpun Jacoba sudah menyambungnya dengan beberapa potong lagi tetap kurang panjang, sampai mengikat dirinya. Kemudian Kresna pergi dan menyeret lesungnya, yang menyangkut beberapa pohon, pohon tumbang dan lesungnya tertahan.
3. Pohon nyiur di sebelah kir menggambarkan hutan keapa yang didiami oleh raksasa jahat Dhenoeka, yang menyamar keledai dan bersama-sama dengan teman-temannya mengacau di hutan. Balarama memegang Keledai pada kaki belakangnya dan memutar-mutarkan sedemikian lamanya diatas kepalanya, sampai keledai mati. Sesudah itu keledai dilemparkan di atas pohon kelapa dan dengan demikian semua raksasa terbunuh.
4. Terlihat anak-anak gembala sedang bermain-main. Diantaranya terdapat seorang yang rambutnya ikal yang sebetulnya raksasa Pralamba yang menyamar dengan maksud mengganggu Kresna dan Balarama.
5.  Menggambarkan Balarama berkelahi dengan Pralamba. Pralamba dapat dibunuhnya. Untuk menipu, Kresna mengusulkan suatu permainan agar yang kalah mendukung yang menang. Pralamba yang kalah mendukung Balarama dipunggungnya.  Sesudah itu Balarama memukul kepala Pralamba sampai mati.
6.Terlihat banyak sapi dan anak-anak penggembala. Kresna sedang duduk membelakangi raksasa Arista yang menyamar sebagai banteng yang besar dan sedang mengamuk di antara sapi-sapi lainnya. Karena ketakutan sapi-sapi menggugurkan kandungannya. Balarama berdiri di belakang Kresna untuk menganjurkan agar jangan takut. Kresna menunjuk pada dirinya seperti mau mengatakan “Saya akan membunuh banteng”. Seekor sapi mati menggambarkan semua sapi yang sudah mati karena dibunuh Arista. Selanjutnya terlihat Arista menyetubuhi seekor sapi yang sedang menyusui anaknya. Kemudian terlihat Kresna membanting raksasa dan kemudian seekor banteng . ini adalah Arista yang dibunuh kresna dengan kakinya menginjak lehernya. Gambar berikut tidak dapat diterangkan.
7. Dua orang perempuan sedang bermain-main dengan seorang anak kecil.
8.Mungkin menggambarkan matinya Trunawarta. Gambar yang terlihat dengan tangan, kepala, dan kakinya ke atas menggambarkan raksasa Trunawarta yang menyamar sebagai taufan melarikan Kresna. Tapi Kresna membuat badannya sedemikian beratnya sehingga tidak terangkat. Di dalam badan raksasa yang melengkung sebagai busur terdapat seorang anak, mungkin Kresna yang membunuh raksasa itu.
9.Menggambarkan Kresna dan Balarama yang terjepit dalam lingkaran raja ular kaliya. Dengan membesarkan badanya sedemikian besarnya hingga ular Kaliya melepaskannya. Kresna dapat menghindarkan diri dan bahkan membunuh ular.
10.Menggambarkan ular dengan mulutnya yang menganga. Ada cerita tentang raksasa. Angka yang menyamar sebagai ular dengan mulut terbuka, tinggal dihutan, dimana Kresna sedang menggembala ternak. Anak-anak gembala mengira bahwa mulut ular tersebut sebagai gua, lalu masuk untuk berteduh. Tetapi ketika Kresna yang sudah turut masuk mulut ular segera menutup dan akan menelannya. Kresna membesarkan badanya sehingga mulut ular pecah dan semua penggembala terselamatkan.
11.   Menggambarkan matinya Sankhasoeda. Dua anak mengejar seorang raksasa dan salah satu sudah memegang ikat pinggangnya, sedangkan lainnya menyepak dengan kakinya. Raksasa tersebut di kepalanya ada gambar tengkorak, bukan tiruan. Pada gambar selanjutnya seorang raksasa dicekik oleh Kresna dengan ikat pinggangnya.
12.   Dua orang Brahmana sedang sibuk berkorban. Dua Brahmana ini menggambarkan semua brahmana yang diutus oleh Kresna untuk meminta makan (tetapi ditolak).
Sebenarnya masih ada beberapa panil relief, tetapi keadaannya rusak dan sukar dibaca dan diartikan                    


d.   Candi Nandi
Candi Nandi terletak di deratan sebelah timur yang merupakan wahana Dewa Syiwa II.13). Hanya memiliki satu tangga masuk menuju ke satu kamar. Bentuknya lebih besar dibanding candi wahana dewa Brahma dan Dewa Wishnu.
Di dalam kamar utama terdapat patung seekor lembur jantan besar berbaring mengharap candi Syiwa. Lembu ini adalah Nandi. Didalam kamar tersebut juga terdapat dua patung lainnya. Patung satu menggambarkan dewa matahari “Surya” berdiri diatas kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda. Patung satunya menggambarkan dewa Bulan “Candra” berdiri diatas sepuluh ekor kuda. Dinding kamar tidak dihias hanya ada tonjolan batu tempat meletakkan alat penerangan.



e.    Candi Angsa
Terletak di selatan candi Nandi, berhadapan dengan candi Brahma. Hanya memilik satu tangga masuk, satu kamar dan satu gang. Candi Nandi merupakan wahana dewa Brahma. Dalamnya tidak terdapat patung, namun terdapat sumuran berisi tulang-tulang anjing sebagai sajian korban waktu candi tersebut dibangun. Dinding kamar tidak dihias hanya terdapat tonjolan batu tempat meletakkan alat penerang. Dinding luar juga tidak dihias.





f.    Candi Garuda
Terletak di utara candi Nandi, berhadapan langsung dengan candi Wishnu. Keadaannya sama dengan candi Angsa baik bentuk, besarnya, perhiasan dinding, jumlah kamar  dan tangga masuk.
Jika masuk dulunya terdapat patung syiwa yang lebih kecil daripada patung syiwa di candi Syiwa. Patung ini dulu ditemukan tertanam di bawah candi, tetapi sebenarnya tidak pada tempatnya dipasang di candi Garuda seharusnya berupa burung Garuda wahana dewa Wishnu. Dimana berwujud burung garuda dengan badan atasnya berbentuk manusia dengan dua tangan tetapi berparuh. Bagian bawah bersayap, berekor, berkaki dua, berkuku tajam. Dipugung terdapat tempat duudk untuk Wishnu bila burung sedang terbang. Tetapi sekarang keberadaan burung garuda sebagai wahana dewa Wishnu tidak ditemukan di candi Garuda.


g.   Candi Apit
Candi ini terdiri dua buah. Letaknya di utara dan di selatan. Masing-masing dekat dengan pintu masuk ke latar atas, ditengah-tengah deret candi-candi. Diberi nama candi apit karena letaknya yang mengapit dua deret candi. Keduanya saling berhadapan. Masing-masing mempunyai satu tangga masukdan tidak mempunyai gang yang melingkar. Setelah di bangun keberadaan candi ini istimewa yaitu lebih indah.
Yang menjadi sorotan sekarang apa fungsi dari candi apit tersebut? Apakah sebagai pos penjagaan. Tetapi jika menjadi pos penjagaan bagian barat dan timur tidak ada candi apit. Ada dugaan candi apit digunakan sebagai tempat bersemedi bagi pria dan wanita.



h.   Candi Penjaga
Berjumlah 8 buah candi, berukuran kecil dan juga terdapat di atas latar atas. 4 buah ditempatkan di tiap sudut latar, dan 4 buah ditempatkan di setiap pintu masuk. Bentuknya sederhana dan sangat kecil.


D.  Pemanfaatan Candi Prambanan Sekarang

Keberadaan candi Prambanan sebagai tempat perayaan agama hindu. Tetapi tidak dibesarkan seperti perayaan agama hindu yang memang dipusatkan di Bali. Selain itu merupakan tempat penelitian dan arkeologi bagi mahasiswa atau pelajar yang sedang mengadakan penelitian. Selain itu juga merupakan tempat obyek wisata utama di D.I.Y. yang nantinya dirangkaikan dengan obyek wisata Situs Ratu Boko dan Candi Borobudur.
Sekarang terdapat penambahan bangunan pada candi Prambanan tanpa merubah nilai sejarahnya diantaranya terdapat :
1.        Taman;
2.        Pasar Seni;
3.        Panggung Balet Ramayana;
4.        Bumi Perkemahan;
5.        Tempat Ibadah (Mushola);
6.        Rumah Makan (Restoran);
7.        Tempat peristirahatan;
8.        Taman-taman disepanjang jalan menuju lokasi;
9.        Tanaman perindang.








7 comments:

  1. Keteladanan Bung Karno dan Bung Hatta sampai meninggalnya tidak punya rumah https://www.youtube.com/watch?v=PCqTN07gZSg

    ReplyDelete
  2. Ramuan untuk mengobati stroke https://www.youtube.com/watch?v=pMrc_hrLt9g

    ReplyDelete
  3. Cara menurunkan kadar kolesterol https://www.youtube.com/watch?v=WspB4O84qjY

    ReplyDelete
  4. Pengalaman mistis mendaki Gunung Lawu https://www.youtube.com/watch?v=AL5j-4iHIjc

    ReplyDelete
  5. Bedanya pejabat jaman dulu dengan pejabat jangan sekarang https://www.youtube.com/watch?v=u5jKxMs4-0Q

    ReplyDelete